Banner 468 x 60px

 

Jumat, 21 September 2012

MERITOKRASI PENGGANTI PENCITRAAN

0 komentar
Read more...

Sabtu, 25 Februari 2012

APA YANG DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT LOMBOK BARAT

0 komentar
Dari  Bupati pertama, J.B Tuhumena Maspeitella (sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tk.II Lombok Barat yang pelantikannya dilaksanakan pada tanggal, 17 April 1959) sampai Bupati sekarang ini (Dr. H. Zaini Arony, M.pd) Lombok Barat telah mengalami berbagai pasang-surut dan kemajuan yang cukup pesat.
Cita-cita pendiri Lombok  Barat  yang menginginkan daerahnya lebih maju dan sejahtera harus terus menjadi spirit bagi pemimpin Lombok Barat yang terpilih untuk lima (5) tahun ke depan. Karena itu, perhelatan Pilkada sekarang ini, harus bisa menjadi sarana muhasabah (refleksi) bersama agar ajang pilkada tidak sekedar jadi media memperebutkan jabatan/kekuasaan semata, tapi berfikir bagaimana agar daerah ini ke depan lebih maju dan bisa memberi kesejahteraan pada rakyatnya. Bupati dan Wakil Bupati terpilih nanti, mau tidak mau, harus bekerja keras agar membangun Lombok Barat  lebih maju dan sejahtera. Kemiskinan ditekan, pengangguran diatasi, perekonomian meningkat, infrastrktur jalan dan jembatan serta pasar-pasar tradisional harus dibenahi dan sumber daya manusia terus berkembang di samping juga kesehatan masyarakat yang semakin berkualitas.

Insya Allah, Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah), Lombok Barat akan digelar 2013. Sejenak, mari kita lupakan saja hiruk-pikuk perhelatan politik tingkat lokal itu. Kini justru yang lebih penting dari itu adalah apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat Bumi Patut Patuh Patju ini ke depan. Karena, sesungguhnya masih banyak agenda mendesak yang perlu dipikirkan untuk memajukan daerah ini. Perhatian warga menjelang pemilukada hanya sekadar pada figur siapa yang harus dipilih tanpa berfikir soal kebutuhan daerah dan kemampuan calon memajukan wilayahnya justru bisa berbuah petaka.
Pasalnya, diakui atau tidak, maju dan berkembangnya suatu daerah, sejahtera tidaknya masyarakat, tergantung bagaimana platform yang diusung, bukan kamuflase figur dan kemampuan uang apalagi sekadar janji belaka.
Lombok Barat memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Daratan yang indah, gunung yang menjulang tinggi, lembah yang mempesona, laut yang luas dengan pantai berpasir putih, gili-gili yang mungil, semua itu dapat dijadikan sebagi obyek wisata alam dan daya tarik yang tiada   ternilai harganya baik bagi masyarakat/wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara. Demikian pula kekayaan budaya yang berupa adapt-istiadat, kesenian, sejarah,  dan budaya hidup masyarakat serta berbagai keterampilan  yang dimiliki masyarakatnya untuk membuat kerjainan tangan dan industri  rumah tangga lainnya dapat juga dijadikan sebagai wisata budaya. Ini membutuhkan sentuhan tangan pemimpin yang punya grand desain agar potensi alam, seni dan budaya itu memberi efek ekonomi untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Sebab, tanpa pemimpin yang punya visi ke depan, Lombok Barat seolah hanya seonggok daerah yang cuma laris manis jadi bahan dagangan ketika hajat pemilukada akan dihelat. Selebihnya, soal bagaimana nasib masyarakatnya ke depan acap kali lupa dipikirkan.
Inilah yang barangkali bisa menjadi bahan refleksi di tengah suhu panas dan kasuk-kusuk menjelang pemilukada kali ini. Jangan sampai sahabat-sahabat di seluruh masyarakat Lombok Barat terlena dan hanyut dengan janji manis kampanye, money politik, tanpa melihat nasib daerah selanjutnya.

Agenda Penting dan Mendesak

Kini, apa sebenarnya agenda mendesak yang dibutuhkan masyarakat Lombok Barat?
Berfikir Lombok Barat adalah berfikir masa depan. Daerah yang lebih maju dan masyarakat sejahtera adalah dambaan semua pihak. Karena capaian dari sebuah pembangunan daerah terukur dari sejauhmana kemajuan dan kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakatnya. Ada banyak agenda penting dan mendesak yang harus segera dilakukan, di antaranya:
Pertama, masyarakat miskin harus mendapat perhatian lebih. Fakta membuktikan bahwa banyak warga miskin yang kesulitan harus membiayai anak sekolah dan ongkos berobat. Dana pendampingan bagi warga miskin melalui dinas terkait memang tersedia. Namun kadang warga merasa kesulitan atau menghadapi tembok tebal birokrasi yang berbelit ketika harus mengakses dana tersebut. Undang-Undang sudah mengamanatkan bahwa anak-anak terlantar dan orang miskin menjadi tanggungan negara. Ini adalah mandat pemerintah yang perlu direfleksi bersama terkait dengan nasib saudara-saudara kita yang masih miskin agar tidak selalu terpinggirkan/diabaikan oleh pemerintah. Santunan massal kepada anak cacat, yatim-piatu, keluarga kurang  mampu, orang tua jompo dan pemberian beasiswa secara massal bagi keluarga miskin harus menjadi tradisi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di bawah pemimpin yang baru hasil pilkada 2013 nanti. 
Kedua, persoalan infrastruktur jalan dan jembatan di Lombok Barat juga perlu mendapat perhatian serius. Prasarana jalan kabupaten atau jalan antar kecamatan harus  menjadi prioritas pertama. Karena sudah tidak sesuai lagi jumlah kendaraan/pengguna jalan dengan marka jalan sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Demikian pula jalan antar desa dan dusun, kondisinya sungguh memprihatinkan, hampir sebagian besar rusak parah. Jalan-jalan tersebut rata-rata menjadi jalur ekonomi warga antar desa. Sebagian jalan tersebut memang pernah dibangun melalui dana APBD. Tapi karena kualitas pekerjaan yang rendah, jalan-jalan dimaksud  cepat rusak. Rupanya Pemkab ke depan perlu segera membangun infrastruktur jalan desa dan jembatan yang rusak lebih berkualitas.
Jika jalan dalam kondisi baik, secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi warga setempat. Sebab jalan merupakan jalur transportasi hasil-hasil pertanian yang ada. Harga hasil pertanian kadang merosot tajam karena biaya jasa/ongkos pengangkutan yang tinggi akibat kondisi jalan yang rusak berat. 
Ketiga, apabila kita mendatangi pasar-pasar di Lombok Barat, lebih-lebih pada musim hujan, kita akan merasa jijik dan muntah seketika! Mengapa? Karena sangat banyak pasar kita sudah sangat tidak layak dijadikan sebagai tempat transaksi/jual beli! Lihat pasar Umum Kediri misalnya, maaf, tidak lebih bersih dari “kandang” hewan! Untuk itu, pemimpin yang terpilih nanti harus segera merenovasi dan membangun pasar-pasar baru di sejumlah tempat di Lombok Barat.
Mengingat semakin bertambahnya jumlah pedagang kecil seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan semakin menjamurnya julah pedagang kecil/kaki lima, maka Bupati terpilih nanti  harus menyiapkan temapt dan membangun sejumlah kios-kios kecil (semacam warung) di sepanjang jalan atau jalur yang ramai dilalui kendaraan antar Kecamatan, antar Kabupaten bahkan antar desa, seperti misalnya di jalur Kediri-Praya, Rumak-Gerung-Rumak-Kodya, Gerung-Lembar dan sebagainya. Hal ini dapat mengatasi pengangguran sekalgus menambah pendapatan warga masyarakat kita.
Keempat, masalah kerusakan lingkungan di Lombok Barat juga cukup memprihatinkan, utamanya di kawasan pegunungan. Ekploitasi lahan pertanian, membuat lingkungan di beberapa pegunungan menjadi kritis, seperti Gunung Sasak, pegunungan di kawasan Lembar, Sekotong dan lain-lain. Upaya Gerakan Lombok Barat Menanam (GLBM) perlu terus digelorakan di seluruh lahan kritis  kalau kita tidak ingin sewaktu-waktu ancaman bencana banjir dan musibah tanah longsor melanda warga.  Sudah waktunya, di hari H pencoblosan nanti, saya berharap semua sahabat di seluruh masyarakat Lombok Barat untuk memilih pemimpin yang tepat, yang berfikiran Maju dan lebih memikirkan kesejahteraan masyarakat!

Di tengah ingar-bingar pemilukada, lima hal di atas menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Jika sampai persoalan tersebut diabaikan, maka wajar jika kontestan/peserta pemilukada layak untuk tidak dilirik apalagi dipilih untuk jadi orang nomer satu di Lombok Barat ini! Bukankah begitu?
Read more...

Selasa, 21 Februari 2012

MAJU DAN SEJAHTERA

0 komentar
Assalamu'ailaikum Wr. Wb
Salam hormat dan sejahtera selalu bagi semua sahabat di seluruh masyarakat Lombok Barat, Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa terus berjuang bersama membangun Lombok Barat yang kita cintai ini.
Sahabat-Sahabat Saya sekalian
 Ini merupakan artikel pertama saya. Di media ini nanti saya akan isi dengan catatan-catatan pribadi saya, riwayat pekerjaan, pengalaman kerja serta  pokok-pokok pikiran saya untuk memajukan Lombok Barat, Bumi Patut Patuh Patju ini untuk lima (5) tahun ke depan, di samping artikel-artikel lain yang saya anggap bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi masyarakat Lombok Barat. Tentu, sebagai manusia biasa, saya memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu dengan rendah hati, saya mohon kepada teman-teman/sahabat semua untuk memberikan saran, kritik dan ide-idea kreatif dan konstruktif bagaimana, dan apa yang harus dilakukan, dibenahi dan diperbaiki untuk mewujudkan masyarakat Lombok Barat yang lebih Maju dan Sejahtera dalam kenyataan, bukan dalam khayalan!
Sebab bagaimanapun juga hasil pemikran banyak orang jauh lebih baik dari pada pemikiran seseorang atau saya sendiri. Atas kesediaan dan keikhlasan teman-teman, saya sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga dengan saran, kritik dan ide-idea kreatif dan konstruktif tersebut, kita dapat dengan segera dan lebih mudah mewujudkan masyarakat Gumi Patut Patuh Patju yang maju dan sejahtera dalam berbagai aspek kehidupan kita. Amiiin Ya Rabbal 'Alamin.
Mohon do'a dan dukungan dari semua teman-teman /sahabat. semoga Allah SWT selalu memberi jalan yang terbaik. Amiin .Terimakasih!
Wasalam,
H. Mahrip




Read more...

Sabtu, 18 Februari 2012

PILIH PEMIMPIN YANG PROFESIONAL, BUKAN SENIORITAS….

0 komentar

 A. Pemimpin yang Profesional

Sebelum Rasulullah wafat, beliau telah mengangkat Usamah Bin Zaid yang ketika itu berusia 17 tahun untuk memimpin pasukan Muslim menghadapi kaum kafir. Padahal dibela­kang Usamah berdiri sahabat-sahabat utama Rasulullah yang sudah malang melintang menemaninya berjuang menegakan agama Islam. Tapi amanat panglima perang Rasulullah berikan kepada seorang pemuda pemberani, Usamah.
 Ketika Rasulullah wafat dan Abu Bakar didaulat untuk menjadi Khalifah. Dalam suasana Umar  r.a mengajukan usul (dalam terjemahan bebas) “Ya Amiral Mu'mimin, Usamah ini masih terlalu muda untuk memimpin pasukan perang, dia belum banyak berpengalaman mem­bawahi pasukan sebanyak ini. Bagaimana kalo kita ganti saja Usamah ?” ujar Umar r.a. “Kuburan Rasullullah masih basah, apakah engkau sudah berani mencabut ketetapannya?” jawab Abu Bakar berang. Umar pun segera beristighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT.
 Ketika pasukan mau berangkat menuju medan perang, Abu Bakar maju ke depan barisan menghampiri Usamah yang sudah siap berangkat. “Wahai Usamah, bolehkah aku meminta fulan, fulan tidak ikut berpe­rang bersama engkau. Saya membutuh­kannya untuk membantu
mengurusi umat di sini,” pinta Abu Bakar. “Jangan meminta begitu Amirul Mu'minin, engkau punya hak untuk memerintahkan orang-orang tersebut untuk tinggal bersamamu di sini,” jawab Usamah penuh hormat.
 Penggalan sirrah nabawiah ini sengaja saya sajikan sebagai pembuka dengan tujuan untuk menunjukan bahwa betapa sahabat Rasul yang utama memiliki jiwa profesionalitas yang tinggi, mengesam­pingkan senioritas yang sudah terbentuk sebelumnya. Profesional didefinisikan sebagai kemampuan menangani amanah, pekerjaan yang dibebankan kepada sesesorang dengan berlatar belakang ilmu dan kapasitas yang dimilikinya. Tanpa melihat usia atau lama dia bekerja pada sebuah perusahaan.
 Profesionalitas ini menjadi kata kunci bagi siapa pun atau masyarakat manapun yang ingin maju dan sejahtera. Tanpa sikap ini seorang Pemimpin atau masyarakat tidak akan memperoleh kemajuan berarti. Seorang Pemimpin yang dengan bangganya mengatakan : “Saya lebih senior dan berpengalaman dari Anda, jangan harap Anda bisa membawa masyarakat ke arah kemajuan dan kesejahteraan, keculai saya!.” Tanpa ada peningkatan kemampuan dan kapabilitas pribadinya, sang pemimpin akan tergerus oleh kegagalan seiring dengan berlalunya waktu dan kesempatan  yang diberikan kepadanya oleh masyarakat.Oleh sebab itu, sang pemimpin dituntut untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan serta kapabilitasnya agar menjadi lebih profesional.
 Kenapa sikap profesionalitas ini penting? Karena negara, masyarakat dan bangsa akan terus berkem­bang dengan tantangan-tantangan yang semakin kompleks. Tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan seorang pemimpin hanya akan memberikan kekecewaan kepada masyarakat yang telah memberinya amanah. Dengan kata lain pemimpin  yang mengesampingkan profesionalitas tidak akan dapat membuat masyarakatnya menjadi maju dan sejahtera.
 Sekali lagi, pilih pemimpin berdasarkan profesionalitas bukan senioritas!

B. Menjadi Seorang Profesional
Menjadi seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dari dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya.
Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi seorang  seorang pemimpin yang professional, yaitu sebagai beriut:
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya.
Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan liku-liku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma setengah-setengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mempunyai loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.
Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya. Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.
3. Mempunyai integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi, seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental seorang professional ini juga akan sekaligus menentukan kualitas hidupnya. Alangkah lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia seorang koruptor atau manipulator ?
Integritas yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada penyadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.
4. Mampu bekerja keras
Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.
Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut bahwa seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang bulu. Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus ada kemauan menganggap sama setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.
Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang mengenalnya, baik langsung maupun tidak langsung, memberikan pengakuan bahwa ia memang seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
5. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya.
Tanpa adanya visi yang jelas, seorang profesional bagaikan “macan ompong”, dimana secara fisik ia kelihatan tegar, tapi sebenarnya ia tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.
Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai. Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6. Mempunyai kebanggaan
Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya.
Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.
7. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.
Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.
Memang, untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.
8. Mempunyai Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal.
Dapat dikatakan bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator  bagi dirinya sendiri, seorang professional dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.
Dengan memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh dan mantap dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah menyerah kalah dan selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis. Motivasi membantu seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk melangkahkan kakinya.
Akhirnya saya berdo’a kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar saya dapat menjadi pemimpin yang Profesional sehingga saya bersama seluruh komponen masyarakat dapat merealisasikan cita-cita  untuk menjadikan masyarakat Lombok Barat yang maju dan sejahtera lahir dan batin dalam ridho Allah SWT, Amiin ya Rabbal 'Alamin
Read more...

MEMBANGUN PEMIMPIN BERKARAKTER

0 komentar

Hadirnya pemimpin adalah sebuah Sunatullah yang selalu ada dalam seluruh sisi kehidupan manusia. Mulai dari level terendah seperti keluarga hingga level tertinggi yakni negara. Sedangkan wacana dan praktek tentang kepemimpinan adalah tema yang tidak akan pernah usang untuk dikaji dan disikusikan. Sejak ribuan tahun lalu sejarah telah mencatat lahir dan bergantinya para pemimpin dunia. Sejarah telah memberikan pelajaran berharga pada kita bahwa hanya pemimpin berkarakterlah yang akan terus dikenang dan menjadi teladan bagi umat manusia. Melalui tulisan yang singkat ini, saya mencoba untuk berbagi gagasan tentang beberapa ciri pemimpin yang berkarakter dan pelajaran apa saja yang dapat kita ambil dari kehidupan para pemimpin yang berkarakter tersebut. Dan semoga artikel ini berguna bagi diri pribadi saya khususnya dan akan selalu berusaha sekuat tenaga, daya dan upaya agar saya dapat menjadi pemimpin yang berkarakter sehingga dapat dijadikan panutan bagi masyarakat luas. semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan lahir dan batin kepada diri saya untuk merealisasikannya. Amiiin ya rabbal 'alamin.
Secara sederhana saya akan memaparkan  tiga ciri pemimpin yang berkarakter.
1.      Memimpin dengan Keunggulan
Karakter pertama adalah pemimpin yang dalam setiap aktivitasnya selalu berusaha untuk menghasilkan hal-hal yang produktif dan berkualitas untuk menjadi yang terbaik dan unggul. Setiap waktu yang terpakai dan aktivitas yang dilakukan memberikan manfaat sehingga tidak ada hal yang sia-sia. Pemimpin yang berkarakter seperti ini memiliki sense of purpose, memiliki visi dan tujuan yang jelas sehingga setiap keputusan dan tindakan yang diambil selalu terencana dan memiliki dampak yang terukur. Setiap capaian-capaian yang dihasilkan selalu dievaluasi sehingga sekecil apapun kelemahan dan kekurangan yang terjadi akan secepatnya dapat diperbaiki.
Spirit perbaikan ini terwujud dengan adanya upaya terus-menerus memaksimalkan potensi, kemampuan dan ketrampilan dan selalu mencoba menjadi yang terbaik melalui continuous improvement. Hal ini sejalan dengan Hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa beruntunglah orang yang kondisi sekarang lebih baik dari hari kemarin.
Contnuous Improvement adalah sebuah pendekatan sistematis dalam usaha terus menerus menemukan dan mengeliminasi penyebab utama suatu permasalahan, dipopulerkan oleh W. Edward Deming tahun 1950-an. Semangat continuous improvement merupakan nilai-nilai luhur bangsa Jepang yang telah diaplikasikan oleh perusahaan raksasa otomotif Toyota. Nilai ini memberikan gambaran pada kita tentang bagaimana mencapai standar kualitas yang optimal melalui beberapa langkah perbaikan yang sistematis dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Filosofi Continuous Improvement merupakan transformasi dari konsep Kaizen; konsep yang memaksa kita memperbaiki setiap kesalahan yang muncul dalam proses produksi secara bertahap yang dimulai dengan memperbaiki kesalahan yang besar hingga kesalahan yang kecil sampai tidak ditemukan lagi kesalahan dalam proses produksi.
Perbaikan terus menerus sangat penting karena kepemimpinan yang unggul ditentukan oleh pemikiran yang berkualitas sebagaimana tindakan yang terbaik didahului oleh pikiran yang terbaik pula. Pemimpin yang berkualitas secara mental akan membingkai kembali situasi-situasi untuk membantu dirinya dan orang yang dipimpinnya dalam melihat tantangan-tantangan dalam pandangan yang positif. Kondisi dan permasalahan yang dihadapi pada saat tertentu mungkin boleh jadi  sama, tetapi pemimpin yang berkualitas mampu melihat lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan analisa dan solusi-solusi baru yang berbeda dari pada umumnya.
Salah satu contoh pemimpin yang unggul adalah Margaret Thatcher, seorang wanita yang memiliki julukan “Wanita Besi”. Ia tidak pernah putus asa jika tanda-tanda kemenangan belum dilihatnya, dan terus berjuang sampai sukses berhasil diraih. Beberapa kali Thatcher mengalami kegagalan,  tetapi ia terus maju, sampai akhirnya dipercaya memegang jabatan Menteri Pendidikan di usianya yang ke-44 dan akhirnya menjadi Perdana Menteri sepuluh tahun kemudian, dan menjabat posisi ini hingga tiga periode berturut-turut.
2.      Memimpin dengan profesional
Profesionalitas menjadi kata kunci bagi siapa pun atau institusi apa pun yang ingin maju. Mengapa sikap profesionalitas ini penting? Karena dunia kita ini terus berkem­bang dan tantangan-tantangan yang semakin kompleks. Tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan para pemimpinnya  maka bersiaplah untuk tersisih dari persaingan. Menjadi pemimpin berarti menjawab sebuah panggilan. Karena itu, pemimpin harus bersikap dan bertindak profesional, sadar akan panggilannya. Konsekuensinya, setiap pemimpin harus mengembangkan diri agar cakap dalam memimpin.
Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah hidupnya, mengapa dia menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya dia harus menuju sasarannya. Pemimpin seperti ini menyenangi pekerjaannya karena bisa mengerjakannya dengan baik. Seorang profesional adalah seorang yang senantiasa siap siaga dengan gagasan bila diperlukan, ditambah dengan ratusan  gagasan lainnya sekalipun tidak ada orang yang meminta daripadanya. Pemimpin yang profesional adalah seorang yang mau bekerja keras untuk mencapai tujuannya.
Dalam konteks saat ini, terlepas dari pro dan kontra yang ada, menurut saya, pernyataan Sri Mulyani baru-baru ini yang mengakui bahwa pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Keuangan karena ia tidak dikehendaki lagi oleh lingkungan politik, mencerminkan sudut pandang dari seorang profesional. Dia melihat kariernya tak diukur dari politik melainkan kinerja dan kesuksesan serta dari kacamata profesional dan jabatan profesional. Akhirnya, orang tahu bahwa dia memiliki karakter kuat, tidak mau didikte dan tidak mau berkompromi, tegar, tidak emosional, profesional di bidangnya dan telah mengambil sebuah keputusan elegan setelah merasa tidak dibutuhkan lagi dalam kancah perpolitikan di Indonesia.
3.      Memimpin dengan Kepedulian
John P. Kotter, Seorang professor Harvard Business School mengatakan bahwa “…management deals mostly with the status quo and leadership deals mostly with change, in the next century we are going to have to try to become much more skilled at creating leaders…”. Singkatnya, perubahan merupakan tugas pimpinan dan seorang pemimpin harus mampu mencetak pemimpin-pemimpin pada level di bawahnya dalam jumlah yang cukup banyak, pemimpin harus mempersiapkan kader-kader yang lebih baik untuk melanjutkan estafet kepemimpinannya. Seorang pakar leadership, John C. Maxwell mengatakan “The most effective leadership is by example, not edict”. Menurut dia, 90 persen manusia belajar secara visual, sembilan persen secara verbal, sisanya satu persen dengan indra lainnya. Maka dari itu, keteladanan menjadi kunci yang sangat penting dan menjadi nilai yang fundamental untuk diwariskan pada pemimpin selanjutnya, karena keteladanan seorang pemimpin dapat dilihat dan menjadi cerminan bagi kepemimpinan selanjutnya.
Pemimpin seperti ini senantiasa berfikir jauh kedepan dan mempersiapkan transformasi kepemimpinannya dengan sebaik mungkin. Bukan kepemimpinan dirinya saja yang dipikirkan, melainkan dia peduli dengan orang lain, terlebih kepada masa depan orang yang dipimpinnya. Ada dua fokus pemimpin, pertama adalah para pengikutnya (people) yang kedua adalah tujuannya (task). Fokus pemimpin bukanlah dirinya sendiri dan tidak pula mendapatkan keuntungan sebagai tujuan dirinya. Pemimpin yang peduli adalah mereka yang telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap sesamanya, jauh sebelum mereka menjadi pemimpin, bahkan pada saat dia belum menjadi siapa-siapa. Dia adalah pemimpin yang paling bahagia bersama orang-orang yang dipimpinnya. Kebahagiaan orang-orang yang dipimpin adalah kebahagiannya, begitupula kesedihannya.
Dalam lembaran sejarah biografi Panglima Besar Jenderal Sudirman, kita dapat membaca bahwa kebahagiaan pemimpin adalah kebahagiaan tatkala berjuang bersama sahabat-sahabat lain dalam bergerilya di hutan-hutan untuk menghadapi Tentara Belanda dan Sekutu meski penyakit yang dideritanya semakin parah. Sejak dilantik oleh Presiden Soekarno pada 25 Mei 1946 sebagai Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat), Jenderal Sudirman segera bergerak mempertahankan setiap jengkal tanah pertiwi, pada saat itulah untuk pertama kalinya tentara Republik Indonesia memiliki pucuk pimpinan yang menyatukan seluruh komando.
Itulah awal tentara Republik Indonesia menjadi organisasi tentara yang teratur, solid, kokoh, dan kuat. Jenderal Besar Sudirman mengamatkan kepada seluruh tentara dan rakyat Indonesia untuk memiliki jiwa yang bersih dan suci demi meraih cita-cita yang diidamkan, yakni kemerdekaan yang utuh. Kemerdekaan yang utuh menurut Jenderal Sudirman dalam pidatonya yang disebarluaskan oleh harian Kedaulatan Rakyat pada tanggal 5 Juli 1946 adalah kemerdekaan 100 persen.
Di depan Tentara Keamanan Rakyat, dalam pidato pertamanya Beliau mengatakan ”Hendaknya perjuangan kita harus kita dasarkan pada kesucian. Dengan demikian,perjuangan lalu merupakan perjuangan antara jahat melawan suci. Kami percaya bahwa perjuangan yang suci itu senantiasa mendapat pertolongan dari Tuhan. Apabila perjuangan kita sudah berdasarkan atas kesucian,maka perjuangan ini pun akan berwujud perjuangan antara kekuatan lahir melawan kekuatan batin.Dan kita percaya kekuatan batin inilah yang akan menang. Sebab, jikalau perjuangan kita tidak suci, perjuangan ini hanya akan berupa perjuangan jahat melawan tidak suci,dan perjuangan lahir melawan lahir juga, tentu yang akhirnya si kuat yang menang.Telah diakui oleh beberapa pemimpin perjuangan di berbagai tempat,bahwa kemunduran dan kekalahan yang diderita oleh barisan yang berjuang itu di manakala anggota-anggota barisan tadi mulai tidak suci lagi dalam perjuangannya dan rusuh dalam tingkah laku dan perbuatannya,’’
Keteladanan seperti inilah yang menjadikan seorang pemimpin memiliki integritas dimata orang lain, menjadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin yang hidup sesudahnya. Sosok seperti beliau tidak sekedar dipercaya (trust) tetapi diharapkan dan dinantikan kehadirannya. Dari dulu hingga saat ini semua rakyat cinta dan rindu akan kehadiran sosok-sosok pemimpin seperti beliau, pemimpin yang selalu peduli pada masa depan bangsa ini, peduli pada nasib seluruh rakyat Indonesia untuk bebas dan merdeka, mampu menghadirkan inspirasi dalam setiap aktivitasnya.
Tiga karakteristik tersebut secara singkat memberikan kepada kita pelajaran bahwa serorang pemimpin yang berkarakter selalu menghadirkan perubahan dimanapun berada. Pemimpin berkarakter mampu memberikan solusi dalam setiap problem yang ada. Pemimpin berkarakter selalu dikenang dan menjadi rujukan karena mampu mewariskan sebuah budaya unggul  “a culture of excellence” yang menjadi inspirasi bagi orang lain.
Read more...

Jumat, 17 Februari 2012

VISI DAN MISI

0 komentar
VISI & MISI LOMBOK BARAT 2014-2019

Langkah penting dalam proses perencanaan strategis adalah mengembangkan rumusan yang jelas dan ringkas tentang visi dan misi. Visi adalah kondisi ideal yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Suatu visi merupakan kondisi yang inspirasional sehingga mendorong harapan dan impian, memfokuskan kepada masa depan yang lebih baik, serta menyatakan hasil–hasil yang positif. Suatu visi haruslah menekankan tujuan, kriteria kinerja, perilaku, aturan, keputusan dan standar yang merupakan pelayanan publik serta harus menjadi kesepakatan seluruh pemangku kepentingan. Nilai–nilai yang tertuang di dalam visi memiliki konsekuensi untuk diimplementasikan.
Sebagai harapan yang ideal, visi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat  harus tetap konsisten dengan RPJMD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014–2019 yang akan segera disusun. Adapun visi yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

VISI: “Terwujudnya Masyarakat Lombok Barat yang Lebih Maju dan Sejahtera Dilandasi dengan Nilai-Nilai Patut Patuh Patju”.

Rumusan Visi tersebut di atas, terkandung makna :

·     MAJU : Menggambarkan kondisi dan situasi masyarakat Lombok Barat yang selalu berupaya untuk menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, mau dan mampu mempelajari dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan sifat dan watak demokrasi dalam berbagai proses penentuan kebijakan, serta sadar akan pentingnya upaya pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan dengan lestari demi masa depan generasi yang akan datang.

·       SEJAHTERA: Menunjuk ke keadaan yang lebih baik, yakni kondisi masyarakat Lombok Barat dalam keadaan makmur, sehat dan damai, dapat memenuhi kebutuhan pokok  yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.


MISI
Misi merupakan identifikasi tujuan, sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Misi juga merupakan unsur yang paling fundamental dari sebuah visi, karena fungsi dari misi tersebut adalah menjembatani kondisi saat ini menuju masa depan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai melalui suatu tindakan tertentu. Jadi, misi adalah rumusan umum mengenai upaya–upaya yang akan dilaksankan untuk mewujudkan visi. Adapun misi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

1.    Meningkatkan infrastruktur pelayanan umum
2.    Meningkatkan perekonomian rakyat dan daerah.
3.    Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat
4.    Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
5.    Meningkatkan  tata kelola pemerintahan yang baik
6.    Meningkatkan tata kehidupan masyarakat yang agamis dan dinamis.
Read more...

PEMIMPIN YANG TRANSFORMATIF

1 komentar
PEMIMPIN YANG TRANSFORMATIF
John Gregorius Burns pada tahun 1978 pernah menggulirkan gagasan tentang kepemimpinan yang transformatif. Kepemimpinan yang transformatif menurut Burns adalah sebuah proses dimana para pemimpin dan para pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Kesadaran para pengikut dibangkitkan dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan, bukan didasarkan pada emosi seperti kecemburuan, keserakahan dan kebencian (lihat Achmad M Masykur, 2009 ).
Dari definisi tentang kepemimpinan transformatif yang coba dibangun oleh Burns kita bisa melihat bahwa ada prasyarat yang sangat mendasar sebelum pemimpin yang transformatif itu lahir, yaitu tidak berdasarkan pada kecemburuan, keserakahan dan kebencian. Akan tetapi menurut penulis, masih ada yang kurang dari prasyarat yang diberikan oleh Burns, yaitu Jujur dan Amanah . Karena menurut hemat penulis, hanya kejujuran dan sifat amanah ( dapat dipercaya/bertanggungjawab) -lah yang akan mengantarkan seorang manusia menjadi seorang pemimpin yang transformatif. Karena akan sangat sulit orang yang tidak jujur kemudian diberi amanah untuk menjadi pemimpin, kecuali, orang tersebut berpura-pura menjadi orang yang jujur.
Terkait dengan kepemimpinan transformatif, Achmad M Masykur pernah melakukan penelitian dengan objek penelitiannya adalah Khalifah Umar ibn Al Khatab. Alasan memilih Umar ibn Al Khatab sebagai objek penelitian adalah karena keberhasilan Umar dalam mengembangkan daerah kekuasaan umat islam. Washington Irving mengatakan bahwa keseluruhan sejarah Umar menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang memiliki tenaga dan pikiran besar, integritas yang tidak dapat dibengkokkan dan keadilan yang teguh ( lihat Achmad M Masykur, 2009 ). Selain dari yang penulis tulis di atas, kita juga perlu melihat sosok Umar ibn Al Khatab sebagai seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga dikenal sebagai sahabat yang sangat jujur.
Islam sendiri memprasyaratkan seorang pemimpin dengan empat sifat yang harus dimiliki, yaitu : sidiq ( jujur ), tabligh ( penyampai ), amanah ( bertanggung jawab ) dan fathonah ( cerdas) ( lihat Tekad Wahyono, 2009 ). Dari sini kita bisa melihat bahwa islam pun menjadikan kejujuran sebagai sifat yang pertama kali harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga ketika syarat yang pertama (sidiq atau jujur) tidak terpenuhi, maka apa yang disampaikan oleh seorang pemimpin tersebut patut dipertanyakan, karena pemimpin tersebut berpotensi menjadi pemimpin yang tidak amanah, meskipun pemimpin tersebut adalah seorang yang cerdas, lulusan universitas terkemuka di luar negeri misalnya.
Prof.Dr. Yunahar Ilyas pernah mengatakan lebih baik seorang calon pemimpin itu bodoh, tapi dia jujur dan amanah, daripada dia pintar tapi tidak jujur dan tidak amanah. Hal ini dikarenakan jujur dan amanah adalah sifat yang terkait dengan akhlak seorang manusia, dan tidak mudah mencari orang yang jujur dan amanah, apalagi mendidik menjadi orang yang jujur dan amanah. Berbeda dengan mencari atau mendidik seseorang agar menjadi pintar atau cerdas, menurut beliau hal itu tidak terlalu sulit. Menurut penulis tidak terlalu sulit bagi kita untuk mengumpulkan 10 orang ahli ekonomi yang lulusan Harvard University, tapi ada kemungkinan kita akan sulit mencari 10 orang yang jujur dan amanah yang juga lulusan Harvard University.
Oleh sebab itu, masyarakat Lombok Barat khususnya harus dapat memilah dan memilih lalu menentukan sikapnya untuk mencoblos dalam TPS nanti calon Bupati Lombok Barat Periode 2014-2019 mendatang yang memiliki sifat-sifat siddiq, tablig, amanah, dan fatonah walaupun tidak 100% daripada tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat kepemimpinan tersebut!
INGAT!! Hanya pemimpin yang  bersifat siddiq, tablig, amanah, dan fatonah-lah yang dapat menghantar masyarakat Lombok Barat menjadi masyarakat yang maju dan sejahtera.  Selain memiliki sifat-sifat tersebut, pemimpin yang menduduki jabatan sebagai Bupati Lombok Barat nanti harus yang profesional. Sebab, tanpa profesionalisme sangatlah sulit bagi seorang pemimpin dapat membawa masyarakatnya ke arah kemajuan dan kesejahteraan. profesional yang dimaksud di sini adalah dalam makna luas, antara lain profesional dalam mengatur strategi penempatan para pejabat/bawahannya, profesional dalam mengatur anggaran untuk pembangunan, profesional dalam menerapkan strategi pengembangan ekonomi masyarakat, dan seterusnya!


Read more...