A. PENDAHULUAN
Pilkada Kabupaten Lombok
Barat yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 untuk periode 2014-2019 tentu akan
menggunakan anggaran APBD yang diperkirakan cukup besar. Sebuah dana yang besar
untuk suatu kegiatan pemerintahan yang sebagian besar dananya diperoleh dari
keringat dan tetes darah “PAD” yang secara riil diperoleh dari aktivitas
ekonomi masyarakat. Karenanya diperlukan kepekaan (sense of sensibility) agar
PAD tersebut tidak terbuang percuma. Arah dan kebijakan umum anggaran
pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2013 mendatang yang berorentasi
terhadap upaya peningkatan PAD (Pendapatan Asli Derah) melalui kegiatan
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah serta peningkatan
laba keuntungan BUMD, akan menjadi suatu hal yang kotraproduktif apabila
ternyata benefit dan profit dari kegiatan tersebut hanya akan dibuang percuma
untuk sebuah Pilkada. Oleh sebab itu diperlukan efisiensi dan efektifitas
anggaran sehingga pesta demokrasi di kabupaten Lombok Barat tersebut, tidak
menjadi sebuah ajang “penyia-nyiaan” dana rakyat yang diperoleh dengan susah
payah.
Selain efisiensi, mekanisme
lain yang memungkin “uang” rakyat terselamatkan adalah dengan melaksanakan
Pilkada satu putaran saja. Kenapa satu putaran? Apabila kita melaksanakan
pilkada hanya satu putaran, maka cost politic yang dibebankan kepada rakyat
dapat ditekan seminim mungkin. Hal kedua yang menjadi pertimbangan penulis,
mengusulkan Pilkada Satu Putaran adalah cost economic, yaitu agar produktifitas
masyarakat dalam menggerakkan sektor riil tidak terhambat. Iklim usaha dan
ekonomi sangat tergantung pada situasi keamanan dan isu-isu politis suatu
daerah. Karenanya pelaksanaan Pilkada yang syarat muatan politis dan sangat
rentan terhadap aksi-aksi kecurangan, serta dapat membuat suasana kemanan
menjadi tidak kondusif yang disebabkan persaingan yang tidak sehat dan tidak
wajar dalam memenangkan persaingan akan menjadi bumerang dan blunder bagi strategi
pembangunan ekonomi daerah.
Hal ketiga yang perlu
menjadi pertimbangan dalam pengusulan pilkada satu putaran adalah kinerja
birokrasi. Seperti kita ketahui nilai tawar birokrasi dalam pilkada amatlah
besar, jejaring kerja yang kompleks dan mengakar menjadi bargaining power yg
cukup hangat dan nyaman bagi calon calon yang dapat memanfaatkannya, disisi
lain birokrasi dituntut untuk netral dan tidak terpengaruh kepentingan politik.
Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, politik akan menyeret birokrasi dalam
lingkaran dalam proses pilkada. Dapat dibayangkan apabila semakin lama pilkada,
maka semakin dalam birokrasi terseret dalam mekanismenya dan sekali lagi
birokrasi akan menjadi pelayan partai politik dan bukan sebagai pelayan masyarakat.
Dari beberapa alasan diatas,
kiranya kita harus dapat menjadi Agent of Social Change, untuk “memaksa”
dilaksanakannya PILKADA SATU PUTARAN SAJA, tentunya sesuai role of law yang
telah ditetapkan oleh konstitusi. Marilah kita berpikir strategik dan efisien
bagaimana mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan/manfaat (”to minimize
risks and to maximizize profits”) dari pilkada itu sendiri. Caranya adalah
mendukung calon kepala daerah yang kapabel, acceptable, memiliki integritas
tinggi, loyalitas kepada daerah, berakhlak dan bermoral serta intelektual.
serta didukung secara luas oleh masyarakat.
Untuk indikator, kapabel,
acceptable, memiliki integritas tinggi, loyalitas kepada daerah, berakhlak dan
bermoral serta intelektual yang tinggi, tentunya masyarakat telah paham dan
bisa menentukan secara profesional pilihannya, pertanyaan berikutnya adalah
bagaimana cara kita melihat calon yang didukung secara luas oleh masyarakat.
Tentunya tidak mudah menentukan hal tersebut.
Waktu berlalu dengan cepat,
tanpa terasa Pilkada akan dilaksanakan 2 tahun lagi, yakni pada tahun 2013,
maka saatnya sekarang melaksanakan penggalangaan massa yang efektif demi terwujudnya
PILKADA SATU PUTARAN SAJA sehingga cita-cita untuk melaksanakan Pilkada secara
efisien, bukan sekedar efektif dengan mengurangi beban (”economic burdens”)
dibandingkan dengan manfaat politik (”political benefits”) dapat terealisir
demi kemajuan bersama.
Harapan kita, pemimpin yang
terpilih nantinya adalah birokrat yang enterpreneur. Dalam artian beliau seorang
politisi yang hebat, berpengalaman di bidang birokrat, namun juga seorang yang
punya visi pengembangan ekonomi dan usaha yang hebat pula. Perpaduan dan
sinergitas antara 3 unsur tersebut ( enterpreneur, birokrat dan politisi) pastinya
akan menciptakan Lombok Barat akan menjadi daerah yang mapan secara ekonomi
namun juga tetap kondusif,
OK setuju PILKADA Kabupaten Lombok Barat SATU PUTARAN SAJA, semuanya kami serahkan
kepada anda !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar