Dari Bupati pertama, J.B Tuhumena Maspeitella (sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tk.II Lombok Barat yang pelantikannya dilaksanakan pada tanggal, 17 April 1959) sampai Bupati sekarang ini (Dr. H. Zaini Arony, M.pd) Lombok Barat telah mengalami berbagai pasang-surut dan kemajuan yang cukup pesat.
Cita-cita pendiri Lombok Barat yang menginginkan daerahnya lebih maju dan sejahtera harus terus menjadi spirit bagi pemimpin Lombok Barat yang terpilih untuk lima (5) tahun ke depan. Karena itu, perhelatan Pilkada sekarang ini, harus bisa menjadi sarana muhasabah (refleksi) bersama agar ajang pilkada tidak sekedar jadi media memperebutkan jabatan/kekuasaan semata, tapi berfikir bagaimana agar daerah ini ke depan lebih maju dan bisa memberi kesejahteraan pada rakyatnya. Bupati dan Wakil Bupati terpilih nanti, mau tidak mau, harus bekerja keras agar membangun Lombok Barat lebih maju dan sejahtera. Kemiskinan ditekan, pengangguran diatasi, perekonomian meningkat, infrastrktur jalan dan jembatan serta pasar-pasar tradisional harus dibenahi dan sumber daya manusia terus berkembang di samping juga kesehatan masyarakat yang semakin berkualitas.
Insya Allah, Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah), Lombok Barat akan digelar 2013. Sejenak, mari kita lupakan saja hiruk-pikuk perhelatan politik tingkat lokal itu. Kini justru yang lebih penting dari itu adalah apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat Bumi Patut Patuh Patju ini ke depan. Karena, sesungguhnya masih banyak agenda mendesak yang perlu dipikirkan untuk memajukan daerah ini. Perhatian warga menjelang pemilukada hanya sekadar pada figur siapa yang harus dipilih tanpa berfikir soal kebutuhan daerah dan kemampuan calon memajukan wilayahnya justru bisa berbuah petaka.
Pasalnya, diakui atau tidak, maju dan berkembangnya suatu daerah, sejahtera tidaknya masyarakat, tergantung bagaimana platform yang diusung, bukan kamuflase figur dan kemampuan uang apalagi sekadar janji belaka.
Lombok Barat memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Daratan yang indah, gunung yang menjulang tinggi, lembah yang mempesona, laut yang luas dengan pantai berpasir putih, gili-gili yang mungil, semua itu dapat dijadikan sebagi obyek wisata alam dan daya tarik yang tiada ternilai harganya baik bagi masyarakat/wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara. Demikian pula kekayaan budaya yang berupa adapt-istiadat, kesenian, sejarah, dan budaya hidup masyarakat serta berbagai keterampilan yang dimiliki masyarakatnya untuk membuat kerjainan tangan dan industri rumah tangga lainnya dapat juga dijadikan sebagai wisata budaya. Ini membutuhkan sentuhan tangan pemimpin yang punya grand desain agar potensi alam, seni dan budaya itu memberi efek ekonomi untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Sebab, tanpa pemimpin yang punya visi ke depan, Lombok Barat seolah hanya seonggok daerah yang cuma laris manis jadi bahan dagangan ketika hajat pemilukada akan dihelat. Selebihnya, soal bagaimana nasib masyarakatnya ke depan acap kali lupa dipikirkan.
Inilah yang barangkali bisa menjadi bahan refleksi di tengah suhu panas dan kasuk-kusuk menjelang pemilukada kali ini. Jangan sampai sahabat-sahabat di seluruh masyarakat Lombok Barat terlena dan hanyut dengan janji manis kampanye, money politik, tanpa melihat nasib daerah selanjutnya.
Agenda Penting dan Mendesak
Kini, apa sebenarnya agenda mendesak yang dibutuhkan masyarakat Lombok Barat?
Berfikir Lombok Barat adalah berfikir masa depan. Daerah yang lebih maju dan masyarakat sejahtera adalah dambaan semua pihak. Karena capaian dari sebuah pembangunan daerah terukur dari sejauhmana kemajuan dan kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakatnya. Ada banyak agenda penting dan mendesak yang harus segera dilakukan, di antaranya:
Pertama, masyarakat miskin harus mendapat perhatian lebih. Fakta membuktikan bahwa banyak warga miskin yang kesulitan harus membiayai anak sekolah dan ongkos berobat. Dana pendampingan bagi warga miskin melalui dinas terkait memang tersedia. Namun kadang warga merasa kesulitan atau menghadapi tembok tebal birokrasi yang berbelit ketika harus mengakses dana tersebut. Undang-Undang sudah mengamanatkan bahwa anak-anak terlantar dan orang miskin menjadi tanggungan negara. Ini adalah mandat pemerintah yang perlu direfleksi bersama terkait dengan nasib saudara-saudara kita yang masih miskin agar tidak selalu terpinggirkan/diabaikan oleh pemerintah. Santunan massal kepada anak cacat, yatim-piatu, keluarga kurang mampu, orang tua jompo dan pemberian beasiswa secara massal bagi keluarga miskin harus menjadi tradisi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di bawah pemimpin yang baru hasil pilkada 2013 nanti.
Kedua, persoalan infrastruktur jalan dan jembatan di Lombok Barat juga perlu mendapat perhatian serius. Prasarana jalan kabupaten atau jalan antar kecamatan harus menjadi prioritas pertama. Karena sudah tidak sesuai lagi jumlah kendaraan/pengguna jalan dengan marka jalan sehingga sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Demikian pula jalan antar desa dan dusun, kondisinya sungguh memprihatinkan, hampir sebagian besar rusak parah. Jalan-jalan tersebut rata-rata menjadi jalur ekonomi warga antar desa. Sebagian jalan tersebut memang pernah dibangun melalui dana APBD. Tapi karena kualitas pekerjaan yang rendah, jalan-jalan dimaksud cepat rusak. Rupanya Pemkab ke depan perlu segera membangun infrastruktur jalan desa dan jembatan yang rusak lebih berkualitas.
Jika jalan dalam kondisi baik, secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi warga setempat. Sebab jalan merupakan jalur transportasi hasil-hasil pertanian yang ada. Harga hasil pertanian kadang merosot tajam karena biaya jasa/ongkos pengangkutan yang tinggi akibat kondisi jalan yang rusak berat.
Ketiga, apabila kita mendatangi pasar-pasar di Lombok Barat, lebih-lebih pada musim hujan, kita akan merasa jijik dan muntah seketika! Mengapa? Karena sangat banyak pasar kita sudah sangat tidak layak dijadikan sebagai tempat transaksi/jual beli! Lihat pasar Umum Kediri misalnya, maaf, tidak lebih bersih dari “kandang” hewan! Untuk itu, pemimpin yang terpilih nanti harus segera merenovasi dan membangun pasar-pasar baru di sejumlah tempat di Lombok Barat.
Mengingat semakin bertambahnya jumlah pedagang kecil seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan semakin menjamurnya julah pedagang kecil/kaki lima, maka Bupati terpilih nanti harus menyiapkan temapt dan membangun sejumlah kios-kios kecil (semacam warung) di sepanjang jalan atau jalur yang ramai dilalui kendaraan antar Kecamatan, antar Kabupaten bahkan antar desa, seperti misalnya di jalur Kediri-Praya, Rumak-Gerung-Rumak-Kodya, Gerung-Lembar dan sebagainya. Hal ini dapat mengatasi pengangguran sekalgus menambah pendapatan warga masyarakat kita.
Keempat, masalah kerusakan lingkungan di Lombok Barat juga cukup memprihatinkan, utamanya di kawasan pegunungan. Ekploitasi lahan pertanian, membuat lingkungan di beberapa pegunungan menjadi kritis, seperti Gunung Sasak, pegunungan di kawasan Lembar, Sekotong dan lain-lain. Upaya Gerakan Lombok Barat Menanam (GLBM) perlu terus digelorakan di seluruh lahan kritis kalau kita tidak ingin sewaktu-waktu ancaman bencana banjir dan musibah tanah longsor melanda warga. Sudah waktunya, di hari H pencoblosan nanti, saya berharap semua sahabat di seluruh masyarakat Lombok Barat untuk memilih pemimpin yang tepat, yang berfikiran Maju dan lebih memikirkan kesejahteraan masyarakat!
Di tengah ingar-bingar pemilukada, lima hal di atas menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Jika sampai persoalan tersebut diabaikan, maka wajar jika kontestan/peserta pemilukada layak untuk tidak dilirik apalagi dipilih untuk jadi orang nomer satu di Lombok Barat ini! Bukankah begitu?